Selasa, 18 Desember 2012

Perbedaan Arti Cinta

 

Secara gramatikal, cinta dikatakan sebagai perasaan yang sangat mendalam yang bersifat subyektif dan mengandung gejolak emosi positif. Ada anggapan yang mengatakan bahwa cinta adalah sebuah perasaan yang universal sehingga akan selalu ada dalam setiap orang.


Hal ini yang menyebabkan pengertian cinta antara lelaki dan perempuan yang pada akhirnya juga menjadi berubah dan berbeda. Untuk mengetahui perbedaan tersebut, ada baiknya anda simak berikut ini.

Biasanya perempuan lebih membutuhkan perhatian sedangkan lelaki lebih membutuhkan kepercayaan. Dengan perhatian sekecil apapun perempuan akan merasa istimewa dan dicintai. Sedangkan lelaki menganggap jika perempuan yang dicintainya akan mempercayainya sepenuhnya. Hal ini berarti perempuan tercinta meyakini bahwa dia telah melakukan yang terbaik bagi mereka berdua.

Memang benar perempuan lebih membutuhkan pengertian sedangkan lelaki lebih membutuhkan penerimaan. Sehingga lelaki selalu bisa mendengarkan tanpa menghakimi dan dapat memberikan empatinya kepada perempuan yang dicintainya. Sikap lelaki yang lebih mudah memahami ini bukan berasal dari mengetahui pikiran atau perasaan seorang perempuan. Tetapi karena lelaki selalu berusaha mengumpulkan makna dari apa yang didengarnya dan dilihatnya untuk membenarkan apa yang disampaikan oleh kekasihnya. Jika perempuan dengan penuh cinta mau menerima lelaki tanpa berusaha mengubahnya maka lelaki akan merasa bahagia.

Kaum perempuan lebih membutuhkan rasa hormat sedangkan lelaki lebih membutuhkan penghargaan. Perempuan akan merasa dihormati bila lelaki menanggapinya dengan mengakuo dan mengutamakan hak-hak, harapan serta kebutuhannya. Sedangkan bagi lelaki, penghargaan merupakan reaksi alami terhadap perasaan didukung. Jika usahanya dihargai, lelaki akan tahu bahwa usahanya tidak sia-sia sehingga mendorongnya untuk berbuat lebih banyak. Lelaki yang merasa dihargai secara otomatis lebih bersemangat dan terdorong untuk lebih menghormati pasangannya.

Yang dibutuhkan kaum perempuan adalah kesetiaan sedangkan lelaki lebih membutuhkan rasa kagum. Jika perempuan merasa dirinyalah yang terpenting dalam kehidupan lelaki yang dicintainya maka akan dengan mudah dia akan memberikan kekagumannya. Hal ini juga berlaku untuk kaum lelaki, saat merasa dikagumi maka dia akan merasa cukup ikhlas untuk membaktikan dirinya bagi pasangannya dan menyanjungnya.

Hal terakhir adalah kaum perempuan lebih membutuhkan ketegasan sedangkan lelaki lebih membutuhkan persetujuan. Setiap pasangan yang akan memulai suatu hubungan, biasanya setelah lelaki menerima persetujuan yang dibutuhkan sehingga dia akan lebih mudah untuk menghargai perasaan sang perempuan. Sedangkan perempuan akan lebih merasa dicintai, jika lelaki yang dicintainya bisa menerimanya dengan bukti menegaskan keabsahan hubungan mereka.

Rabu, 28 November 2012

Filafat Cinta PLATO

Suatu hari, Plato bertanya pada gurunya, “Apa itu cinta? dan bagaimana saya menemukannya?.”Gurunya menjawab, “Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali. Kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta.” Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun. Gurunya bertanya, “Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?.” Plato menjawab, “Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwa ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya.” Gurunya kemudian menjawab, “Jadi ya itulah cinta.” Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, “Apa itu perkawinan? dan Bagaimana saya bisa menemukannya?.” Gurunya pun menjawab, “Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan.” Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar/subur dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja. Gurunya bertanya, “Mengapa kamu memotong pohon yang seperti itu?.” Plato pun menjawab, “Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya.” Gurunya pun kemudian menjawab, “Dan ya itulah perkawinan.

Bagaimana CINTA SEJATI???




Suatu ketika bertanya seorang awam kepada ahli cinta yang santun. “Coba anda jelaskan kepada saya bagaimana menghadapi persoalan cinta dalam kehidupan ini!” Ahli cinta itu menarik napas panjang kemudian berpuisi:
"Apabila cinta memanggilmu, ikutilah dia walau jalannya berliku-liku. Dan, apabila sayapnya merangkummu, pasrahlah serta menyerah, walau pedang tersembunyi di sela sayap itu melukaimu" (Kahlil Gibran).
“Bagaimanakah caranya agar saya bisa merasakan cinta sejati?” sambung orang itu. “Mudah saja,” jawab ahli cinta, “rasakanlah apa yang kamu rasakan dengan sepenuh hati, dan rasakanlah apa yang tidak kamu rasakan dengan sepenuh hati pula.”
Cinta dimulai dengan sebuah perasaan, sejati dimulai dengan sepenuh hati atau tidak berubah dan cinta sejati dimulai dengan kedua-duanya. Menginginkan cinta sejati merupakan dorongan untuk merasakan apa yang telah  dirasakan dengan sepenuh hati dan apa yang belum dirasakan dengan sepenuh hati. Menginginkan cinta sejati berarti mengharapkan adanya sesuatu yang disebut perasaan yang abadi dan tidak berubah.
Cinta sejati merupakan perasaan yang dirasakan sesorang sejak cinta itu memanggilnya. Berfilsafat tentang cinta berarti telah berterus terang  kepada diri sendiri, bahwa sudah seberapa jauh sebenarnya perasaan yang dicari telah dijangkau. Menjangkau cinta sejati bukanlah suatu hal yang mudah. Tidak mudah untuk menjangkau cinta sejati karena: Pertama, ia adalah perasaan yang harus disatu padukan  dengan kesungguhan dan kesepenuhan hati. Kedua, karena cinta sejati merupakan sebuah komitmen. Untuk menjangkau cinta sejati, seseorang harus bisa mempertahankan atau komitmen terhadap apa yang telah dirasakannya. Ketiga, cinta sejati harus dibarengi dengan ikhlas. Ikhlas menerima kedatangannya, ikhlas dalam menjalaninya, dan ikhlas pula jika sewaktu waktu ditinggalinya.
Untuk menjangkau cinta sejati itu ketiga syarat tersebut harus dipenuhi serta menyatu padukannya.Apabila ketiganya tidak bersatu dan  tidak sejalan maka jangan harap bisa menjangkau cinta sejati itu.
Salah satu contoh bentuk perasaan cinta yang sungguh-sungguh, komitmen dan keikhlasan adalah yang pernah dilakukan oleh nabi Muhammad SAW terhadap agama yang beliau bawa. Waktu itu kaum kafir Quraisy kehabisan cara untuk menghancurkan islam yang dibawa Nabi Muhammad. Sehingga suatu ketika mereka menemukan satu cara yang mereka anggap akan dapat mempengaruhi Nabi Muhammad. Cara yang mereka temukan adalah melakukan perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW, Kaum kafir mengatakan “ Muhammad, kami tidak akan memerangi umat islam lagi jika kamu mau membagi waktumu dalam beribadah, tiga tahun kami akan beribadah dan menyembah Tuhanmu, dan selama tiga tahun pula kamu harus beribadah dan menyembah tuhan kami”. Karena kecintaan Nabi Muhammad terhadap agama Islam dan beliau komitmen terhadap cintanya, dengan tegas beliau menanggapi ucapan orang kafir itu “Agamamu bagimu dan agamaku bagiku”.
Keputusan yang diambil Nabi Muhammad SAW ini adalah keputusan yang sangat sulit, namun tidak sulit untuk mengambil keputusan jika didalamnya ada cinta sejati. Karena yang sulit itu bukan mengambil keputusannya melainkan mendapatkan cinta sejati itu sendiri. Karena sulit menjangkau cinta sejati itulah, sehinnga tidak semua orang bisa merasakan apalagi memperolehnya. Oleh karenanya orang-orang yang tidak bisa meraih cinta sejati spontan mereka mengatakan cinta sejati itu tidak ada. Dan kebanyakan dari mereka adalah korban putus cinta sesama manusia. Dan kebanyakan dari orang-orang yang mengatakan cinta sejati itu ada, karena mereka bisa mempertahankan hubungan mereka dengan pasangannya. Lagi-lagi diukur dari segi kemanusiaan, mereka lupa ada cinta sejati yang jauh labih penting dari itu, yaitu cinta sejati kepada Tuhan, cinta sejati terhadap Rasul dan cinta sejati terhadap Agama. Sudahkah anda mendapatkan cinta sejati ini? Jika belum, jangan pernah mengatakan cinta sejati itu ada. Karena dengan mengatakan ada sementara belum pernah merasakan apalagi memperolehnya sama saja bohong.

Sabtu, 07 Juli 2012

HANYA SEPARUH HARAPAN

copy of dea rachmawati

Kenalin aku Rara, aku anak rumahan. Aku ngak bermaksud sebagai anak yang ngak uptodate, tapi penyakit aku yang menyarankan semua ini. Aku punya penyakit yang dikenal sebagai penyakit leokimia. Penyakit ini sangat membuat aku seperti ratu. Tetapi aku senang karena semua jadi perhatian sama aku. Dan ngak semuanya enak, ada juga angak enaknya. Ngak enaknya aku jadi tidak bisa mandiri, pergi main sendiri seperti temen – temen aku yang lain.

 Dan setiap hari aku harus cuci darah, kalau ngak gitu aku harus kemo. Aku semakin bosan dengan semua hal – hal yang seringa ku hadapi ini. Hingga suatu saat ada sahabar lama aku yang menjenguk aku, aku sempet lupa dengan penampilannya. Karena dia berbeda saat kita masih berusia 8 tahun dulu, dan sedangkan kita sekarangkan sudah berusia 15 tahun. Sebut saja dia Rora.

Rora yang menjadi teman main aku dirumah. Dia yang slalu menghibur aku, saat aku bosan berada dirumah. Aku juga sangat senang dengan Rora, karena dia juga memberitahu aku bagaimana anak muda sekarang ini dan bagaimana keseruan anak seumuranku dengan teman mainnya. Pokoknya dial ah yang slalu ada buat aku.
Saat aku cuci darah aku meminta kepada papa aku untuk memanggil Rora, dan aku mengancam papa aku kalau tidaka ada Rora aku tidak mau cuci darah. Saat cuci darah berlangsung, tiba – tiba papa aku dipanggil oleh dokter, jadinya aku menunggu papa aku hingga keluar dari ruang dokter. Setelah papa aku keluar dari ruangan dokter, tiba – tiba papa aku membisiskan sesuatu kepada Rora. Setelah berbisisk – bisisk dengan ayah aku Rora pergi entah kemana!!

Cerpen Harapan

Setelah itu hanya beberapa menit para medis dating menghampiri aku, membawakan kereta dorongnya. Aku sudah bisa menebak berarti itulah saatnya aku harus berbaring di rumah sakit. Dokter berkata padaku kalau aku harus semangat,, untuk kata dokter yang ini aku tidak begitu paham dengan maksudnya? Aku bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Papa dan mama aku hanya terdiam membisu, disaat yang bersamaan dokter berkata kepada papaku kalau aku harus tahu yang sebenarnya, aku heran apa yang tidak aku ketahui bukannya papa aku selalu jujur kepada aku.

Saat itu Rora dating dan papa meminta Rora yang bicarakan semua. Kali ini Rora menangis seperti hari ini melihat diriku yang etrakhir. Dia berkata dalam pelukan aku, bahwa penyakit yang aku derita ini tidak adapat disembuhkan karena sudah stadium akhir. Tanpa aku rasa aku mengis saat aku tatap kedua orang tua aku dan saat aku menatap Rora. Akumengucapkkan kata maaf untuk papa aku yang slalu ada buat aku dan mama aku yag telah melahirkan aku dan merawat aku. Serta sahabat special aku yang slalu ada buat temen aku yaitu Rora.

Saat aku di kemo aku hanya berdo’a semoga penyakit ini mengalami kebaikan tidak keburukan. Aku berjuang dalam tidur aku, dan aku berjuang dalam do’a aku. Saat merasa sakit aku tidak mengeluh sepeti biasanya ke dokter. Dan aku percaya bahwa diriku masih bisa hidup. Roar yang melihat aku hanya bisa memberikan semangatnya untuk aku, mama papa aku juga demikian. Aku slalu berdo’a hingga dokter mengatakan aku mengalami kemajuan, yaitu leokimia aku sudah agak membaik, tidak mengalami stadium akhir lagi. Hal itu membuat aku merasa bahagia atas perjuangan aku yang slalu tepat waktu dalam minum obat, dan ketelatenan aku mengikuti terapi.

Papa aku memberikan aku hadiah jalan – jalan ke suatu tempat yang paling ingin aku kunnjungi, aku berkata bawa aku ke taman yang ada di komplek ini saja. Mereka menuruti aku, kami menggelar tikar dan makan – makan bersama, tertawa bersama dan take picture together. Tapi saat kami masih bahagia – bahagianya, tiba – tiba aku pusing dan hidungku mengeluarkan darahtanpa etrasa aku pingsan.

Aku tersadar saat aku telah berbaring di rumah sakit. Aku dalam keadaan yang sangat lemah, aku sempat membuka mataku dan hanya melihat kedua orang tua aku menangis dan melihat Rora menangis. Saat yang bersamaan ada seorang yang memakai baju putih dia berwajah tampan, dia mengajak aku pergi, aku berpikir dia adalaha malaikat yang menjemputku. Tatpi tidak hany disitu aku bberjuang aku berjuang emlawan rohku sendiri yang ingin ikut dengan orang tampan itu. Tetapi aku sudah tidak kuat dan aku mohon kepada orang tampan itu aku ingin menyampaikan kata – kata terakhir yang berarti untuk orang tuanya.

Aku berkata kepada mama dan papa aku agar mengabullkan satu permintaan Rora yang mulia itu. Dan aku juga meminta aku agar aku dikembalikan seperti aku dilahirkan, dan aku juga mengucapakan sampai jumpa kepada mereka semua. Aku melihat dengan rohku dan orang tampan itu bahwa mereka menangisi aku dan membanting – banting badan aku tapi aku hanya terbujur kaku.

Karya
dea rachmawati

Rabu, 04 Juli 2012

Ingat Sur, Jangan Buka Kamar No. 113!

“Kita menginap disini pa?” tanya Andita pada ayahnya saat mobil pribadi mereka sampai di sebuah pelataran Losmen tua dengan papan besar bertuliskan Losmen Kantil yang bangunannya masih bisa dianggap baik.
“Iya nak, kan kamu tahu, dari tadi kita mencari hotel kesana kemari tapi sudah fully booked. Tak apalah An toh masih layak untuk ditiduri. Di belakang Losmen ini ada angkringan yang enak sekali loh. Kamu dan mama harus coba.” Jawab papa.
Mama yang duduk di samping papa hanya tersenyum simpul walau kelelahan akibat perjalanan yang amat padat dari Jakarta. Lantas mereka bertiga pun turun dan segera masuk ke dalam Losmen.
“Mbak, masih ada kamar?” Papa langsung menghampiri resepsionis yang berdiri di balik meja tinggi di bagian terdepan Losmen. Wajah perempuan itu terlihat nampak ayu di balik seragam batik khas Yogyakarta.
“Kebetulan tinggal 1 pak. Bagaimana?”
Papa dan mama nampak saling beradu pandang. Namun sepertinya mereka pasrah, mengingat liburan sekolah yang saat ini tengah berlangsung sehingga hampir semua penginapan sudah tak lagi memiliki cadangan kamar.
“Ya sudah mbak, atas nama Sandi Wiguna, tapi minta extra bed ya, soalnya anak saya ini kalau tidur kaya pemain bola. Hahahaa.” Papa mulai melemparkan candaan khas lelaki paruh baya.
Seorang lelaki muda tiba – tiba sudah ada di belakang rombongan itu.
“Mas Sur tolong antarkan tamu ini ke 113 ya.” Perintah gadis itu.
“113 mbak? Tapi..” tanya Bell boy itu dengan nada menggantung.
“Sudah mas Sur, antarkan saja. Sudah tidak ada kamar lagi, kasihan tamu kita ini, sudah kelelahan.” Jawab gadis itu dengan mimik misterius.
Setelah mengucapkan terimakasih, mereka bertiga mengikuti langkah kaki bell boy yang bernama Sur itu.
“Mohon maaf pak, karena kamarnya belum dibersihkan, bapak dan keluarga boleh menunggu di taman belakang.”
“Oh iya mas, kami akan menunggu disana.” Papa menjawab dengan bijak.
Mas Sur membuka kunci kamar bergembok emas itu dengan nafas tertahan. Matanya basah. Seperti ada rasa tertekan yang membuatnya hingga menjadi seperti ini.
“Krek..”
Gembok berhasil dibuka. Hawa pengap dan bau rayap cukup menusuk. Mata mas Sur semakin basah. Ia masuk ke kamar tersebut dengan langkah perlahan.
“Permisi para leluhur, saya terpaksa melakukan ini. maafkan saya.” Ucapnya dalam hati.
Kurang lebih lima belas menit, kamar sudah layak di tempati. Mas Sur lanytas menyusul keluarga Sandi yang sudah menunggu di taman belakang.
“Silahkan pak – bu. Jika butuh sesuatu panggil saya saja. Oh ya Pak Sandi, mohon kuncinya jangan hilang, karena untuk kamar ini tidak ada duplikatnya.” Nada suara mas Sur terdengar agak aneh.
“Iya mas, matur nuwun sudah diingatkan.” Jawab mama yang memang memiliki garis keturunan Jawa dari eyangku di Solo.
Setelah mas Sur meninggalkan mereka, ketiganya langsung membereskan isi koper. Mama memilih mandi. Papa duduk menonton siaran televisi lokal. Sementara Andita memilih membuka laptop dan browsing tempat – tempat wisata dan belanja seru di Yogya.
“Arghhhhhhhhh..”
“Mama??????”
Tiba – tiba mama berteriak dari dalam kamar mandi. Papa yang sedang santai di depan tv langsung melompat dan berjalan cepat menuju kamar mandi.
Mama keluar dari kamar mandi hanya dengan balutan handuk biru yang dibawa dari rumah. Nafas mama tersengal, dadanya turun naik.
“Kenapa ma? Ada apa?” papa mulai panik.
“Seperti ada yang mengintip dari lubang angin pa.” Jawab mama masih dengan nafas yang tersengal.
“Masa sih? Posisi ventilasinya tinggi loh ma, mungkin perasaan mama saja.” Jawab papa menenangkan.
Andita yang melihat kejadian itu memasang wajah datar. Dari awal ia memang sudah tidak tertarik dengan losmen ini.
“Udah lanjutkan mandinya ma, setelah itu papa dan Andita juga mau mandi. Habis itu kita makan di luar ya.”
Mama mengangguk ragu. Sepertinya ia masih ketakutan. Andita pun kembali dengan laptopnya.
# # #
Pukul 7 malam, mereka bertiga sudah meninggalkan losmen.
“Makan apa ya yang enak?” tanya papa.
“Oseng mercon pa.” jawab Andita semangat.
“Wah boleh juga tuh.” Mama ikut membuka suara tak kalah semangat.
Maka mobil diarahkan menuju sebuah jalan dimana banyak penjaja oseng merchon berderet menjajakan makanan extra pedas tersebut.
Setelah memilah – milah akhirnya pilihan mereka tertuju pada salah satu tenda lesehan. Malam itu sangat ramai. Sepertinya yang makan disana bukan hanya turis, melainkan masyarakat Yogya sendiri. Namun ada kejanggalan. Semua yang ada disana tak saling bicara satu sama lain. Andita sempat menaruh curiga, namun ia tepiskan karena ia ingat kebiasaan tradisi Jawa untuk tidak berbicara di saat makan. Lalu Andita diperintahkan untuk mencari tikar yang kosong. Gadis tomboy itu pun segera menemui si penjual makanan dan meminta tempat untuk mereka bertiga. Tak lama kemudian sebuah tikar kosong sudah digelar. Mama, papa, dan Andita langsung memilih duduk sebelum keduluan oranglain. 3 porsi oseng mercon pun sudah siap di depan mata. Tanpa basa – basi ketiganya langsung melahapnya. Keringat bercucuran efek kepedasan tidak menjadi halangan. Mereka terus melahap hingga biji cabe terakhir.
Papa lalu memberikan uang seratus ribuan pada Andita, dan saat itu Andita baru menyadari bahwa saat ini tinggal mereka bertigalah di tempat itu. Andita mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Secepat kilat ia mendekati penjual oseng mercon yang nampaknya sudah mulai mengantuk karena kelelahan.
“Berapa bu?” tanya Andita pelan.
“Dua ratus lima belas ribu dek.” Jawab si penjual.
Andita terbelalak. Ia tak menyangka biaya makan di Yogya semahal ini. padahal yang ia dengar dari teman – temannya bahwa di Yogya biaya hidup murah. Tapi sangat berbeda dengan apa yang terjadi mala mini. 3 porsi seng mercon, 3 es the manis dan sebungkus kerupuk udang dihargai dua ratus ribu rupiah.
“Nggak salah bu? Kok mahal banget?”
“Adek tadi kan pesannya 20 porsi. Segitu ya murah dek.”
“Hah? 20 apa bu? Kami Cuma bertiga kok. Tuh lihat.” Andita mulai keras.
“Adek ini kecil – kecil sudah berani ya bohong sama orangtua. Saya nggak buta dek. Itu orangnya aja masih ada.”
Andita mulai takut – takut menengok kea rah mama papanya yang masih duduk tak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. tapi benar, yang ia lihat kini hanya kedua orangtuanya. Tak ada lagi.
Papa pun mendengar keributan kecil tersebut. Ia lantas mendekati keduanya. Andita mulai menjelaskan duduk permasalahannya. Papa terdiam sejenak, lanytas manggut – manggut.
“Ya sudah An, ini kasih kekurangannya. Nanti papa jelaskan di mobil.”
Andita pun menyerahkan uang 300 ribu rupiah kepada penual makanan itu dan langsung meninggalkannya tanpa meminta kembalian.
Ketiganya masuk ke dalam mobil, Andita tak sabar menanti cerita dari papa.
“Pa, ada apa sih ini? aneh banget.”
“Memang banyak nak yang sedari tadi mengikuti kita. Hanya saja kita tidak menyadari. Mungkin mereka kelaparan.”
“Mereka siapa pa?”
“Makhluk astral yang tidak bisa kamu lihat dengan mata telanjang.”
“Mereka dari mana asalnya? Apa kita bikin salah sampai mereka ngikutin kita? An takut pa. udah deh kita pulang aja ke Jakarta.”
# # #
13 tahun silam..
“Sur, jangan berikan kamar ini pada siapapun. Termasuk tamu.”
“Iya romo. Akan saya jaga.”
“Bagus, sebab kamu tahu. Kamar ini hanya boleh dibuka oleh salah satu keturunanku. Sebab jika tidak, arwah para leluhurku akan keluar dari ruangan ini dan akan sangat membahayakan banyak orang. Dan 1 Hal lagi Sur, barang siapa yang berani membuka gembok emas ini, maka dia akan menjadi tumbal para leluhurku. Kunci ini Cuma 1, tak ada duplikatnya, karena saya sudah mencoba membuat duplikatnya di tukang kunci manapun tapi tidak ada yang berhasil membuatnya. Termasuk kau jika berani melanggar petuah ku. Ingat itu Sur.”
“Inggih romo.”
Suryono orang kepercayaan Raden Sutjipto Wirokusuman itu memegang janjinya untuk tidak akan pernah membiarkan kamar itu dibuka oleh orang yang salah. Sudah belasan tahun Suryono menjadi tangan kanan yang patuh dan taat. Bahkan hingga Raden Sutjipto wafat.
# # #
Andita dan kedua orangtuanya kembali ke losmen. Namun betapa terkejutnya mereka saat losmen tersebut kini sudah dipenuhi banyak orang, termasuk ambulance dan pihak kepolisian.
“Ada apa ini pak?” tanya papa pada salah satu Polisi.
“Ada pegawai yang mati mendadak pak.” Jawabnya datar.
“Apa?” papa terkejut setengah mati. Ia ingin menembus garis polisi yang sudah menjadi pembatas pintu masuk losmen kantil.
Namun sebelum ia masuk, sebuah tandu keluar dari losmen.
“Astaga, Mas Sur?”
Mulut papa terkatup. Ia tak sanggup mengatakan apapun lagi. Dan papa lebih terkejut saat ada seorang pegawai losmen yang tengah memberikan keterangan bahwa Mas Sur meninggal di kamar 113. Padahal baru sore tadi mas Sur bilang kamar itu tak memiliki kunci duplikat. Papa meraba saku celananya. Ia gemetar karena kuncinya masih ada di dalam saku.

Minggu, 06 Mei 2012

You'll Never Walk Alone












Liverpool F.C.
Lambang Liverpool F.C.
Nama lengkap Liverpool Football Club
Julukan The Reds
Didirikan 15 Maret 1892
(oleh John Houlding)
Stadion Anfield
(Kapasitas: 45.276)
Pemilik John W. Henry dan Tom Werner
(New England Sports Ventures)
Ketua Tom Werner
Manajer Brendan Rodgers
Liga Liga Utama Inggris
2010–2011 Liga Utama Inggris, ke-6
Situs web Situs web resmi klub

Kostum kandang
Kostum tandang
Kostum ketiga














Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola peserta Liga Utama Inggris. Liverpool adalah klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 trofi Liga Champions (dulu Piala Champions), yang merupakan rekor Inggris.18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA, serta, 7 kali juara Piala Liga. Stadion mereka berada di Anfield, yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.

Sejarah

Salah satu klub tersukses di Inggris Raya. Didirikan pada 1892 akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Holding sebagai Presiden Club yang juga pemilik stadion Anfield. Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool FC sampai sekarang. Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun FA menolak mengakui ada dua tim bernama Everton. Akhirnya pada bulan Juni 1892 John Houlding pun akhirnya memilih nama Liverpool FC. Liverpool menjelma kekuatan serius di kompetisi sepakbola Inggris.
Pada musim pertamanya, Liverpool FC berhasil menjuarai Lancashire League sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris pada musim 1893/94. Pada musim pertamanya di Divisi II Liga Inggris, Liverpool FC langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I Liga Inggris ( sekarang Premiere League ). Tak butuh lama bagi Liverpool untuk mencicipi gelar di liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (musim 1900/01), Liverpool sukses menjuarai Divisi Satu dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian. Liverpool FC sukses meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921/22 dan 1922/23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946/47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5. Final Piala FA pertama dilakukan pada 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah mengarungi Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool FC mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953/54.
Liverpool sempat terseok-seok sebelum akhirnya Bill Shankly datang sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari. Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett mulai membangun kekuatan Liverpool FC yang membuat iri tim musuh. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi ke Divisi I pada musim 1961/62 dan menjadi juara liga pada musim 1963/64. Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai Liga pada musim 1965/66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara Liga dan piala UEFA pada musim kompetisi 1972/73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun. Pemain dan Liverpudlian ( julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC ) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974 dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.
Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool FC dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool FC. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, beliau memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champion, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut. Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti: Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuat muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.
Sebagai penerus Bob Paisley yang pensiun pada tahun 1983, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga, juara Piala Liga dan juara Piala Champion. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepakbola Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi. Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool FC dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel. Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai player-manager. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.
Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985/86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu. Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forrest tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun. Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepakbola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri. Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 beliau mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepakbola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris. Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.
Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool Football Club. Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran The Sun. Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994 Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.
Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994/95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu 'pass and move'. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut 'Spice Boys'. Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.
Pada musim kompetisi 1998/99 Liverpool FC menarik pelatih asal Prancis Gerard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai 'joint manager'. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Gerard Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard. Tahun 2001 menjapada tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi pada tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga, Piala FA, Piala UEFA, Piala Charity Shield dan Piala Super UEFA. Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993/94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Gerard Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004 Gerard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.
Rafael Benitez datang ke Liverpool FC setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga Champions untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan AC Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko. Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskow dengan skor 3-1. Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, MU 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match. Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA. Setelah memenangi Piala Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhaenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh Roy Hodgson. Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett and Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.
1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010/11 dengan sangat buruk. Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim.
Tepatnya 8 Januari 2011 'King' Kenny Dalglish resmi menjabat sebagai manajer Liverpool FC untuk yang ke 2 kalinya. Walaupun pada pertandingan perdana mengalami kekalahan di Piala FA, tetapi 'King' Kenny Dalglish berhasil mengembalikan performa pemain dan ciri khas 'pass and move' Liverpool FC. Buktinya 'King' Kenny Dalglish berhasil mengangkat Liverpool FC dari zona degradasi ke posisi 6 klasemen sementara Liga Inggris. Hasil ini tidak lepas dari keberanian 'King' Kenny Dalglish untuk menjual pemain bintang seperti Fernando Torres kemudian membeli Luis Suarez dari Ajax Amsterdam dan Andy Caroll dari Newcastle United. Keberanian dalam hal memasang pemain muda seperti : Martin Kelly, Jay Spearing dan Danny Wilson pun layak diacungi jempol. Raihan inilah yang membuat banyak pihak mendesak agar 'King' Kenny Dalglish di kontrak secara permanen sebagai manajer Liverpool FC.

Lambang

Lambang 'Liver Bird' pertama kali muncul di seragam Liverpool FC pada partai final Piala FA tahun 1950. Lambang yang secara signifikan telah menjadi bagian dari perjalanan panjang Liverpool FC. Lambang Liverpool ini mengalami perubahan pertama pada musim kompetisi 1955/56 dimana gambar 'Liver Bird' berada di dalam lingkaran ouval dan tulisan L.F.C berada di bawah 'Liver Bird'. Lambang versi ini bertahan sampai tahun 1968.
Pada tahun 1968 diambil keputusan untuk memperkenalkan lambang klub yang lebih modern. Lambang 'Liver Bird' langsung disulam ke seragam pemain dengan menyingkirkan garis pijakan pada kaki 'Liver Bird' dan menghilangkan lingkaran ouval. Lambang ini bertahan sampai tahun 1987, dimana pada tahun 1985 sponsor seragam berubah dari UMBRO kepada ADIDAS.
Seiring dengan perubahan sponsor seragam, maka lambang Liverpool pada tahun 1987 mengalami perubahan yang ke 3. Lambang 'Liver Bird' kembali berada di dalam tameng seperti lambang Liverpool FC yang pertama, tetapi kali ini penulisan Liverpool Football Club di bawah 'Liver Bird' tidak di singkat. Lambang ini bertahan sampai tahun 1992, dimana Liverpool FC akan mengadakan perayaan hari jadi yang ke 100 tahun.
Untuk merayakan 100 tahun Liverpool FC, lambang klub mengalami perubahan yang cukup signifikan. Penambahan ornamen 'Shankly Gates' dengan tulisan 'You'll Never Walk Alone' di atas tameng 'Liver Bird' dimaksudkan untuk mengingatkan jasa manajer Bill Shankly yang telah menjadi pondasi kokoh bagi Liverpool FC. Di dalam tameng terdapat tulisan Liverpool Football Club 100 tahun dan lambang 'Liver Bird'. Kemudian di bawah tameng ada tulisan angka 1892-1992.
Tahun 1993 lambang klub kembali berubah dengan penambahan kobaran api kembar di kedua sisi tameng 'Liver Bird'. Kobaran api kembar ini untuk mengenang para Liverpudlian yang menjadi korban pada tragedi Hillsborough. Lambang Liverpool terakhir ini tidak banyak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1999. Lambang Liverpool FC yang sekarang ini dibuat pada tahun 1999 hanya dengan komposisi 2 warna. Tetapi sejak tahun 2002, lambang Liverpool FC dibuat dengan 'full colour' seperti sekarang ini.


Pemasok Kostum dan Sponsor

Pemasok Kostum

Pemasok Sponsor

Era keemasan

Liverpool sangat dominan pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pemain-pemain yang terkenal pada masa ini termasuk Ray Clemence, Mark Lawrenson, Graeme Souness, Ian Callaghan, Phil Neal, Kevin Keegan, Alan Hansen, Kenny Dalglish (102 cap), dan Ian Rush (346 gol)
Liverpool meraih era terbaiknya saat masih dikepalai oleh Bill Shankly. Pelatih ini kemudian menjadi legenda Liverpool. Ia sangat dihormati karena berhasil membawa Liverpool kembali ke divisi satu setelah sebelumnya mendekap di divisi dua selama 8 musim. Untuk menghormati jasanya, dibuatlah patung Bill Shankly di pintu masuk Anfield.

Tragedi

Klub ini juga terlibat dalam dua tragedi besar dalam sepak bola Eropa, yaitu dalam Tragedi Heysel pada 1985 dan Tragedi Hillsborough pada 1989. Tragedi Heysel mengakibatkan klub-klub dari Inggris dilarang tampil di ajang kejuaraan Eropa selama 5 tahun.

Treble

Liverpool berhasil mendapatkan treble winner, Liverpool mendapatkan dua gelar domestik (Piala Liga dan Piala FA) dan Piala UEFA pada musim 2000/01. Meskipun begitu, memenangi treble bukanlah hal yang baru bagi mereka. Pada 1984 mereka menjadi juara Piala Champions, Piala Liga dan Liga Inggris.

Tim utama

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.
Pos. Nama
1 Bendera Australia GK Brad Jones
2 Bendera Inggris DF Glen Johnson
3 Bendera Spanyol DF José Enrique
5 Bendera Denmark DF Daniel Agger
6 Bendera Brasil DF Fábio Aurélio
7 Bendera Uruguay FW Luis Suárez
8 Bendera Inggris MF Steven Gerrard Kapten
9 Bendera Inggris FW Andy Carroll
11 Bendera Argentina MF Maxi Rodríguez
12 Bendera Spanyol FW Daniel Pacheco
14 Bendera Inggris MF Jordan Henderson
16 Bendera Uruguay DF Sebastián Coates
18 Bendera Belanda FW Dirk Kuyt
19 Bendera Inggris MF Stewart Downing

No.
Pos. Nama
20 Bendera Inggris MF Jay Spearing
21 Bendera Brasil MF Lucas Leiva
22 Bendera Skotlandia DF Danny Wilson
23 Bendera Inggris DF Jamie Carragher (wakil kapten)
25 Bendera Spanyol GK Pepe Reina
26 Bendera Skotlandia MF Charlie Adam
32 Bendera Brasil GK Doni
33 Bendera Inggris MF Jonjo Shelvey
34 Bendera Inggris DF Martin Kelly
37 Bendera Slowakia DF Martin Škrtel
38 Bendera Inggris DF John Flanagan
39 Bendera Wales FW Craig Bellamy
49 Bendera Inggris DF Jack Robinson



Cadangan

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.
Pos. Nama
30 Bendera Spanyol FW Jesús Fernández Sáez (Suso)
31 Bendera Inggris MF Raheem Sterling
35 Bendera Inggris DF Conor Coady
39 Bendera Inggris FW Nathan Eccleston

No.
Pos. Nama
47 Bendera Inggris DF Andre Wisdom
Bendera Inggris FW David Amoo
Bendera Spanyol DF Emmanuel Mendy
Bendera Inggris MF Michael Roberts

Dipinjamkan

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
No.
Pos. Nama
41 Bendera Denmark GK Martin Hansen (ke Bradford City hingga 27 Agustus 2011)
- Bendera Inggris DF Stephen Darby (ke Rochdale hingga akhir musim 2011—2012)

No.
Pos. Nama
- Bendera Hongaria GK Péter Gulácsi (ke Hull City hingga akhir musim 2011—2012)
- Bendera Amerika Serikat FW Villyan Bijev (ke Racing Genk hingga akhir musim 2011—2012)
10 Bendera Inggris MF Joe Cole |other=ke Lille hingga 2012}}
15 Bendera Italia MF Alberto Aquilani |other=ke Ac Milan hingga 2012}}







Staff Teknis

  • Manajer: Brendan Rodgers
  • Asisten Manajer: Steve Clarke
  • Pelatih Tim Utama: Kevin Keen
  • Pelatih Penjaga Gawang: John Achterberg
  • Manajer Tim Cadangan: Rodolfo Borrell
  • Asisten Pencari Bakat: Mike McGlynn
  • Kepala Kedokteran Olahraga dan Sains Olahraga: Peter Brukner
  • Dokter Klub: Zaf Iqbal
  • Kepala Kebugaran: Darren Burgess
  • Kepala Fisioterapi: Phil Coles
  • Pelatih Kebugaran Rehab: Jordan Milsom
  • Konsultan Sains Olahraga: Barry Drust
  • Fisioterapis Senior: Rob Price
  • Fisioterapis Senior: Andrew Nealon
  • Fisioterapis: Chris Morgan
  • Fisioterapis Tim Cadangan: Matt Konopinski
  • Ahli Sains Olahraga: Alan McCall
  • Terapis Olahraga: Ivan Ortega
  • Ahli Pijat: Paul Small
  • Ahli Pijat: Sylvan Richardson

Manajer

Sampai 20 Juli, 2006. Data hanya berdasarkan kompetisi saja
Nama Dari Hingga Rekor
Main Menang Seri Kalah
Bendera Inggris W. E. Barclay & Bendera Republik Irlandia John McKenna Agustus 1892 Juli 1896 101 58 17 26
Bendera Skotlandia Tom Watson Agustus 1896 Mei 1915 740 327 141 272
Bendera Inggris David Ashworth Desember 1920 Februari 1923 58 25 24 9
Bendera Skotlandia Matt McQueen Februari 1923 Februari 1928 229 94 61 74
Bendera Inggris George Patterson Februari 1928 Mei 1936 370 139 86 145
Bendera Inggris George Kay Mei 1936 Februari 1951 359 143 93 123
Bendera Inggris Don Welsh Maret 1951 Mei 1956 234 82 60 92
Bendera Inggris Phil Taylor Mei 1956 November 1959 153 77 32 44
Bendera Skotlandia Bill Shankly Desember 1959 Juli 1974 753 393 185 175
Bendera Inggris Bob Paisley Juli 1974 Mei 1983 490 275 124 91
Bendera Inggris Joe Fagan Mei 1983 Mei 1985 122 65 34 23
Bendera Skotlandia Kenny Dalglish Mei 1985 Februari 1991 297 180 76 41
Bendera Inggris Ronnie Moran Februari 1991 April 1991 10 4 1 5
Bendera Skotlandia Graeme Souness April 1991 Januari 1994 157 65 47 45
Bendera Inggris Roy Evans Januari 1994 Juli 1998 226 116 57 53
Bendera Inggris Roy Evans & Bendera Perancis Gérard Houllier Juli 1998 November 1998 18 7 6 5
Bendera Perancis Gérard Houllier November 1998 Mai 2004 306 157 75 74
Bendera Spanyol Rafael Benitez Juni 2004 3 Juni 2010 123 70 23 30
Bendera Inggris Roy Hodgson 3 Juni 2010 8 Januari 2011



Bendera Skotlandia Kenny Dalglish 8 Januari 2011 sekarang




Pencapaian

Total Liverpool telah mengoleksi 18 tropi Liga Utama Inggris. Selama 16 tahun Premiere League bergulir, Liverpool belum pernah memenangkan title tersebut sekalipun. Liverpool memegang rekor 7 tropi juara Piala Liga, selisish 2 dengan Aston Villa. Liverpool pernah meraih gelar ganda dengan menjuarai Liga dan Piala FA pada tahun 1986. Mereka juga pernah memenangkan tiga trophi dalam satu musim sebanyak 2 kali – yang pertama mereka memenangkan Liga Inggris, Piala Liga dan Piala Champion pada tahun 1984, serta pada tahun 2001 dengan meraih Piala FA, Piala Liga dan Piala UEFA. Liverpool juga pernah meraih gelar ganda eropa dengan menjuarai Liga dan Piala Champion eropa pada tahun 1977.
Hingga saat ini Liverpool telah mengkoleksi 5 tropi Liga Champion yang merupakan terbanyak di Inggris serta ketiga terbanyak di dari seluruh klub dibawah Real Madrid dan AC Milan. Dengan meraih tropi Liga Champion ke 5 pada tahun 2005, Liverpool berhak mengenakan UEFA Badge of Honour, serta berhak memiliki tropi secara permanen. Liverpool pernah menerima anugerah dari World Soccer Magazine sebagai Team of the Year pada 2001 dan 2005 serta gelar BBC Sports Personality of the Year Team pada 1977, 1986 dan 2001.
Liverpool adalah klub terbaik Inggris abad 20 menurut International Federation of Football History and Statistics (IFFHS). Untuk Level dunia, Liverpool berapa di urutan ke 8 setelah Real Madrid, Juventus, Barcelona, AC Milan, Bayern Munchen, Inter Milan & Ajax. adapun Manchester united yang telah mendominasi Liga Inggris selama 2 dekade terakhir berapa di posisi ke 11 di bawah Liverpool, Benfica dan Anderlecht.
  • Juara Divisi Satu 18[2]
    • 1900–01, 1905–06, 1921–22, 1922–23, 1946–47, 1963–64, 1965–66, 1972–73, 1975–76, 1976–77, 1978–79, 1979–80, 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1985–86, 1987–88, 1989–90
  • Juara Divisi Dua 4
    • 1893–94, 1895–96, 1904–05, 1961–62
  • Juara Liga Lancashire 1
    • 1892–93
  • Liga Champions 5[2]
  • Juara Piala UEFA 3
    • 1972–73, 1975–76, 2000–01
  • Juara Piala FA 7
    • 1964–65, 1973–74, 1985–86, 1988–89, 1991–92, 2000–2001, 2005–2006
  • Juara Piala Remaja FA 2
    • 1995–96, 2006–07
  • Juara Piala Liga 8[2]
    • 1980–81, 1981–82, 1982–83, 1983–84, 1994–95, 2000–01, 2002–03, 2011–12
  • Juara Charity Shield 15
    • 1963–64[3], 1964–65+, 1965–66, 1973–74, 1975–76, 1976–77[3], 1978–79, 1979–80, 1981–82, 1985–86*, 1987–88, 1988–89, 1989–90, 2000–01, 2005–06
  • Juara Piala Super Eropa 3
    • 1977, 2001, 2005
  • Juara Piala Super Inggris 1
    • 1985–86
  • Juara Divisi Satu untuk Cadangan 16
    • 1956–57, 1968–69, 1969–70, 1970–71, 1972–73, 1973–74, 1974–75, 1975–76, 1976–77, 1978–79, 1980–81, 1981–82, 1983–84, 1984–85, 1989–90, 1999–2000